Di tengah proses pengembangan dan adopsi jaringan 5G yang masih berlangsung di berbagai belahan dunia, perusahaan teknologi dan lembaga riset global kini mulai mengarahkan fokus mereka ke generasi jaringan berikutnya: 6G.
Salah satu pionir dalam pengembangan ini adalah Ericsson, melalui divisi risetnya Ericsson Research, yang menyoroti potensi besar jaringan 6G sebagai tulang punggung era digital masa depan.
Dalam laporan terbarunya, Ericsson Research menyebutkan bahwa 6G akan menghadirkan kecepatan transmisi data jauh melampaui 5G, latensi nyaris nol, serta kemampuan tinggi dalam mendukung berbagai aplikasi imersif seperti metaverse, extended reality (XR), hingga holografi real-time.
“6G bukan sekadar peningkatan teknis, melainkan fondasi baru untuk bentuk interaksi manusia dan mesin di masa depan,” ujar Erik Ekudden, Chief Technology Officer Ericsson.
Fitur Unggulan 6G:
- Kecepatan Data Ekstrem: Diprediksi mampu mencapai hingga 1 Tbps dalam kondisi ideal.
- Latency Super Rendah: Menyediakan respons waktu nyata, sangat penting untuk aplikasi kritikal seperti kendaraan otonom dan layanan medis jarak jauh.
- Jaringan Lebih Cerdas: Integrasi teknologi AI/ML secara native memungkinkan pengelolaan trafik otomatis dan layanan yang lebih personal.
- Dukungan Imersif Maksimal: 6G dirancang untuk mendukung platform seperti metaverse, kota pintar (smart city), AR/VR, serta teknologi sensor masa depan.
Kapan 6G Hadir di Dunia?
Meskipun implementasi 6G secara global diperkirakan baru akan dimulai sekitar tahun 2030, sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, dan kawasan Eropa telah lebih dulu melakukan uji coba spektrum dan simulasi teknis.
Indonesia berpeluang besar untuk ikut terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan 6G, terutama dengan memperkuat kualitas sumber daya manusia digital, serta membangun infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang solid sejak dini.
Pengembangan 6G ke depan juga akan menuntut kolaborasi internasional yang erat dalam berbagai aspek, mulai dari regulasi spektrum, keamanan jaringan, hingga standarisasi teknologi global. (ede)