Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kaltim

Beras Langka di Balikpapan dan Penajam, Imbas Penarikan Produk Oplosan dan Tak Sesuai Timbangan

17
×

Beras Langka di Balikpapan dan Penajam, Imbas Penarikan Produk Oplosan dan Tak Sesuai Timbangan

Sebarkan artikel ini
Tertera tulisan di beberapa toko sembako bahwa beras habis. (Foto : Redaksi)

Balikpapan – Kelangkaan beberapa merk beras pilihan mulai dirasakan warga di sejumlah wilayah Kalimantan Timur, terutama di Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), dan sekitarnya. Beberapa hari terakhir, masyarakat mengeluhkan sulitnya mendapatkan beras di toko kelontong, minimarket, hingga pusat grosir sembako. Tak hanya langka, sebagian pedagang juga mulai membatasi penjualan dan menaikkan harga.

Example 300x600

Dari penelusuran media ini di lapangan, kelangkaan ini dipicu oleh penarikan sejumlah produk beras dari pasaran yang diketahui oplosan dan tidak sesuai dengan berat kemasan. Temuan ini berasal dari pengawasan yang dilakukan oleh dinas perdagangan bersama tim pengendali inflasi daerah. Banyak produk diketahui mencampur beras medium dan premium, lalu menjualnya sebagai beras berkualitas tinggi.

Parahnya lagi, beberapa kemasan yang tertulis 5 kilogram, setelah ditimbang ulang oleh petugas, ternyata hanya berisi 4 kilogram atau bahkan kurang. Praktik curang ini membuat aparat mengambil langkah tegas dengan menarik produk dari distributor, agen, dan toko-toko.

Banyak beras yang ditarik karena kandungannya tidak sesuai label dan beratnya kurang. Ini termasuk penipuan terhadap konsumen dan sangat merugikan

Efek Domino di Pasar

Penarikan mendadak sejumlah produk tersebut berdampak langsung ke lapangan. Sejumlah toko sembako di Balikpapan dan Penajam bahkan ada yang mulai kehabisan stok, dan pasokan belum normal. Bahkan beberapa pedagang menyebut belum menerima kiriman baru dari distributor sejak sepekan terakhir.

“Kemarin saya masih punya stok 10 karung, sekarang tinggal 1. Banyak pelanggan datang, tapi kami nggak bisa jual seperti biasa,” kata Darto, pedagang sembako di Pasar Pandan Sari, Jumat (2/8/2025).

Fenomena serupa juga terjadi di Penajam. Menurut pengakuan beberapa pedagang, mereka menerima kabar bahwa pasokan ditahan sementara karena masih ada proses pendataan ulang terhadap produk-produk yang dinilai bermasalah.

Tak Hanya Kaltim, Mungkin Nasional

Meski saat ini gejalanya mencuat di wilayah Balikpapan dan PPU, tidak menutup kemungkinan situasi ini juga terjadi di daerah lain. Apalagi distribusi beras dari daerah Jawa dan Sulawesi menjadi tulang punggung pasokan beras di Kalimantan Timur. Jika masalah ini bersifat sistemik, maka pemerintah pusat perlu turun tangan cepat.

“Kami mendesak agar pemerintah daerah bersama Bulog dan instansi terkait segera membuka jalur distribusi darurat. Masyarakat tak bisa menunggu terlalu lama untuk kebutuhan pokok seperti beras,” ujar aktivis konsumen di Penajam.

Solusi Segera dan Jangka Panjang

Selain menindak tegas produsen dan distributor nakal, pemerintah diharapkan fokus pada dua hal: penegakan hukum terhadap pelaku kecurangan, dan penjaminan ketersediaan beras di lapangan.

“Kita apresiasi tindakan hukum. Tapi di sisi lain, kebutuhan masyarakat harus tetap dijaga. Jangan sampai rakyat dirugikan dua kali: ditipu isinya, lalu kesulitan mencari beras,” kata Hendra, warga Balikpapan Barat.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Bulog belum merilis data resmi terkait penambahan stok untuk wilayah Kaltim, meskipun sejumlah sumber menyebutkan operasi pasar akan digelar dalam waktu dekat untuk menstabilkan harga dan pasokan. (ede)