Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Advertorial

Air Terjun Kembar Santan Ulu, Potensi Wisata yang Terhambat Akses Jalan

32
×

Air Terjun Kembar Santan Ulu, Potensi Wisata yang Terhambat Akses Jalan

Sebarkan artikel ini

Terletak di RT 04 Dusun Wirasatu, Desa Santan Ulu, Kecamatan Marangkayu, Air Terjun Kembar menyimpan pesona alam yang menjanjikan.

Dikelilingi pepohonan rimbun dan suasana asri, air terjun ini berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata andalan di Kutai Kartanegara (Kukar). Namun hingga kini, keterbatasan infrastruktur jalan masih menjadi batu sandungan utama dalam upaya pengembangannya.

Example 300x600

Camat Marangkayu, Ambo Dalle, mengakui pihak kecamatan siap memberikan dukungan dalam bentuk pembangunan akses, asalkan sudah ada usulan formal yang masuk dalam program pemerintah.

“Tempo hari saya sudah bilang, kira-kira apa yang mau dimohonkan, nanti kita masukkan ke program kecamatan atau diusulkan ke Pemkab,” ujarnya, Selasa (10/6/2025).

Ambo menyebutkan bahwa dirinya sempat menerima undangan untuk meninjau lokasi secara langsung, namun belum sempat hadir. Meski begitu, ia menegaskan komitmen pemerintah kecamatan dalam mendukung pengembangan infrastruktur menuju kawasan air terjun.

Sementara itu, Kepala Desa Santan Ulu, Heri Budianto, menyoroti pentingnya pembangunan akses jalan agar wisata alam tersebut bisa lebih terjangkau. Ia menilai bahwa jika jalan diperbaiki, maka waktu tempuh menuju lokasi bisa jauh lebih efisien, dan tentu akan menarik lebih banyak wisatawan.

“Kalau infrastruktur jalan itu dibangun, Insya Allah akses menuju air terjun akan lebih dekat dan pengunjung akan makin tertarik,” ucap Heri.

Namun dari sisi pemerintah kabupaten, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto, menyatakan bahwa pembangunan akses ke destinasi wisata harus mempertimbangkan aspek nilai ekonomis.

Menurutnya, investasi besar di lokasi dengan kunjungan yang masih minim akan kurang efektif. Ia menyarankan agar desa melakukan inisiatif awal, misalnya melalui pemanfaatan dana desa secara bertahap.

“Kita lihat dulu potensinya. Kalau langsung dikelola dan ternyata pengunjung belum ada, lalu investasi besar masuk, itu tentu tidak ideal. Tapi kalau memang potensial, ya kita bisa bantu,” jelasnya.

Arianto juga menegaskan pentingnya kejelasan status lahan. Jika aset dimiliki desa dan dikelola secara resmi oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), maka pihak dinas siap memberikan pendampingan dan dukungan lanjutan.

Dengan komitmen bersama dari desa, kecamatan, dan pemerintah kabupaten, Air Terjun Kembar bisa menjadi destinasi wisata alam unggulan yang tak hanya memikat, tapi juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. (Adv/Dispar Kukar)