Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Catatan

Ketika PSI Memilih Gajah Berkepala Merah

20
×

Ketika PSI Memilih Gajah Berkepala Merah

Sebarkan artikel ini
Foto : IG PSI

Oleh: Bono Irawan

Example 300x600

Jadi begini. Di saat sebagian besar partai sibuk mengulang-ulang narasi lama dengan kemasan yang makin usang, PSI tiba-tiba muncul dengan kejutan visual: bukan lagi mawar merah. Kini, simbol mereka adalah seekor gajah berkepala merah yang menghadap samping.

Awalnya, saya pikir ini hanya gimmick. Tapi makin saya lihat, makin terasa: ini bukan sekadar soal logo. Ini bahasa baru dari partai yang ingin menulis ulang citranya sendiri.

Dari Mawar ke Gajah: Sebuah Lompatan Imaji

Saya masih ingat ketika PSI pertama kali muncul. Logo mawarnya terasa lembut, hampir puitis. Seolah mereka ingin menyampaikan: “Kami datang dengan hati.” Tapi sekarang, gajah berkepala merah itu datang seperti ingin bilang: “Kami bukan lagi anak-anak. Kami datang membawa bobot.”

Dan di tengah dunia politik yang seringkali hampa simbol baru, saya harus bilang—ini langkah yang berani. Karena mengganti simbol adalah mengganti cara orang memandangmu.

Gajah Berkepala Merah: Apa Maknanya?

Dalam peluncurannya, gajah dipilih karena melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan. Kepalanya merah, simbol semangat. Menghadap samping, tanda siap menatap ke depan tapi tidak melupakan masa lalu.

Saya tersenyum mendengarnya. Ada sesuatu yang terasa sangat milenial sekaligus dewasa dari narasi itu. Sesuatu yang tidak terlalu “partai banget”, tapi cukup untuk memancing perhatian publik.

Logo itu—bisa jadi—didesain bukan hanya untuk selebaran dan baliho. Tapi untuk menyatu dengan hoodie, pin, dan feed Instagram anak muda. Dan mungkin itu justru kekuatannya.

Simbol Sebagai Strategi

Mungkin kita terbiasa menyepelekan logo. Tapi dalam politik modern, simbol adalah awal dari strategi. Ia yang bisa melekatkan kesan dan mengantar pesan, bahkan sebelum kata-kata dilontarkan.

Dan saya rasa, PSI tahu betul itu. Mereka sedang merancang wajah baru—lebih tegas, lebih solid, tapi tetap enerjik. Mereka ingin bicara pada generasi yang bosan dengan jargon klasik, tapi masih punya harapan pada perubahan.

Tagline barunya, “Kuat Bersama, Melangkah Maju,” terasa klop dengan semangat ini. Tidak elitis, tidak berjarak, tapi tetap punya visi. Mereka mengubah bukan hanya bentuk, tapi nada bicara mereka sebagai partai.

Menuju 2029: Apakah Ini Cukup?

Tentu, logo bukan segalanya. Politik tetap soal kerja nyata, konsistensi, dan bagaimana mereka menyikapi isu-isu krusial. Tapi di dunia yang makin visual, simbol bisa membuka pintu pertama dalam percakapan. Dan PSI tahu bagaimana cara mengetuknya.

Apakah gajah berkepala merah ini akan membawa mereka ke tempat yang lebih besar di 2029? Kita belum tahu. Tapi yang jelas, mereka sudah memilih: untuk tidak jadi partai biasa. Dan itu, buat saya, sudah jadi catatan penting.

Aksi warga Pati di alun-alun
Catatan

Oleh: Ocky Anugrah Mahesa Pati mungkin saja menjadi…