Perusahaan teknologi terkemuka seperti Adobe dan NVIDIA kini berada di garis depan dalam revolusi teknologi desain dengan mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) generatif ke dalam perangkat lunak mereka. Langkah ini memberikan dampak besar bagi para desainer, mempercepat proses kerja kreatif sekaligus membuka peluang baru dalam pembuatan konten digital.
Adobe, melalui Adobe Firefly dan integrasi AI di Photoshop serta Illustrator, memungkinkan pengguna untuk menghasilkan berbagai variasi desain secara instan hanya melalui perintah teks. Teknologi ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga memperluas kemungkinan eksplorasi desain yang sebelumnya membutuhkan waktu berjam-jam.
Sementara itu, NVIDIA melalui platform seperti Omniverse dan Canvas, terus mendorong batas inovasi dengan memberikan kemampuan bagi desainer untuk menciptakan konten 3D realistis, simulasi lingkungan, serta aset visual secara instan menggunakan prompt sederhana berbasis teks atau sketsa kasar.
“AI generatif telah mengubah cara kita mendesain,” kata Bryan Catanzaro, VP Research NVIDIA. Dilansir dari TechCrunch.
Penggunaan AI generatif ini juga mulai merambah industri perfilman, game, arsitektur, hingga desain produk. Tak hanya mempercepat workflow, teknologi ini juga memberikan ruang bagi kreativitas yang lebih bebas tanpa terlalu terbatas pada kemampuan teknis tradisional.
Namun, kemajuan ini tetap menimbulkan diskusi etika dan keaslian karya. Beberapa desainer dan pelaku industri kreatif menekankan pentingnya transparansi penggunaan AI dalam hasil akhir sebuah karya, serta pentingnya regulasi dalam pemanfaatan konten yang dihasilkan secara otomatis.
Meski begitu, tren integrasi AI generatif di dunia desain diprediksi akan terus berkembang pesat. Seiring meningkatnya permintaan terhadap konten visual berkualitas tinggi dengan kecepatan produksi yang lebih cepat, AI menjadi mitra strategis yang tak terhindarkan bagi para pelaku industri kreatif di era digital ini. (ede)
