Oleh : Bono Irawan Matahari sore mulai condong…
Catatan

Ngopi di Pinggir Jalan: Ketika Street Kopi Jadi Gaya Hidup Anak Muda Balikpapan
Oleh : Bono Irawan Malam mulai turun di…

MT Haryono Kini Bersolek: Dari Jalan Rusak Berdebu Menjadi Ruang Publik yang Hidup
Oleh : Bono Irawan Jalan MT Haryono, salah…

Menantang Gelombang Selatan: Jerit Penumpang di Atas Kapal Klotok
Oleh : Bono Irawan Langit belum benar-benar cerah…

Ketika PSI Memilih Gajah Berkepala Merah
Oleh: Bono Irawan Jadi begini. Di saat sebagian…

Tom Lembong dan Hukuman yang Tak Bisa Dijelaskan
Saya mengenalnya bukan dari dekat. Tapi pernah duduk satu meja meeting bersama. Semua orang tahu dia pernah jadi Menteri Perdagangan. Pernah jadi orang dalam lingkaran utama kekuasaan.

Aura Farming: Ironi dalam Diam
Oleh: Ocky Anugrah Mahesa Tren Aura Farming terlalu…

Kalimantan Tenggara dan Janji Pemekaran di Tengah Harapan dan Kekhawatiran
Oleh : Bono Irawan Kalimantan Tenggara tengah berada…

Aura Farming: Ketika Diam Jadi Bahasa Paling Lantang
Namanya Rayyan Arkan Dhiska. Umurnya baru 11 tahun.
Hari itu, ia berdiri di ujung perahu. Di atas jalur kayu yang panjang dan ramping. Matanya ditutupi kacamata hitam. Pakaiannya lengkap adat Melayu. Tapi bukan itu yang membuat orang-orang diam.

MTQ: Di Balik Gengsi dan Prestise, Ada Doa dan Air Mata yang Tak Terdengar
Oleh: H. Bunyamin, Lc., M.Ag. Beberapa waktu lalu,…

Ayah Datang di Hari Pertama
Langit kota ini sedikit mendung. Saya berdiri di depan gerbang sekolah, menggenggam tangan dua anak saya—yang sulung sudah duduk di kelas 2 SMP, yang kecil naik ke kelas 3 SD.

Banjir yang Terus Berulang di Kaltim: Antara Antisipasi Teknis dan Kepedulian Sosial
Catatan : Bono Irawan Banjir kini bukan hanya…

Senyum dari Ruang Akasia
Catatan : Azhari Hafid Senyum itu tidak dibuat-buat.Tulus….

Antara Langit Samarinda dan Aspal ke Bontang
Catatan : Azhari Hafid Saya masih ingat hari…
Tidak Ada Postingan Lagi.
Tidak ada lagi halaman untuk dimuat.