Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Catatan

Langkah Demi Langkah: Ketika Lari Menjadi Gaya Hidup Baru

25
×

Langkah Demi Langkah: Ketika Lari Menjadi Gaya Hidup Baru

Sebarkan artikel ini
Foto : Istimewa

Oleh : Bono Irawan

Example 300x600

Matahari sore mulai condong ke barat, langit kota Balikpapan bersaput jingga. Di sepanjang lintasan jogging Lapangan Merdeka, deru napas dan langkah kaki menjadi ritme yang familiar. Di tempat lain, tepatnya di kawasan perumahan Grand City, suasana tak jauh berbeda. Jalan-jalan lebar dan rapi itu kini jadi lintasan favorit bagi para pelari — dari yang pemula hingga yang rutin berolahraga demi kebugaran.

Lari tak lagi sekadar olahraga. Ia telah menjelma menjadi gaya hidup baru. Dari anak muda, ibu rumah tangga, hingga para pekerja kantoran—semuanya menemukan ruang dan semangat yang sama di antara keringat dan denyut nadi yang berpacu.

“Saya Berlari Karena Dulu Pernah Gagal Menjaga Tubuh Sendiri”

Salah satu dari mereka adalah Rizki. Ia tak pernah menyangka bahwa dirinya akan begitu menikmati rutinitas berlari, sesuatu yang dulu bahkan terasa mustahil baginya.

“Dulu saya sangat jarang olahraga, makan sembarangan, tidur juga nggak teratur,” ujar Rizki sambil tersenyum tipis. “Berat badan sempat naik drastis, dan saya merasa gampang capek meski cuma naik tangga.”

Kini, hampir tiap sore, Rizki bisa ditemukan berlari di jalur pejalan kaki Grand City. Ia mengenakan sepatu lari andalannya, membawa botol minum, dan melaju dengan irama yang stabil. “Sudah enam bulan saya rutin. Berat badan turun lebih dari 10 kilo. Tapi yang paling penting, saya jadi lebih segar, tidur nyenyak, dan jauh lebih bahagia,” katanya.

Grand City dan Lapangan Merdeka: Oase Lari di Tengah Kota

Fenomena lari sore di Balikpapan bukan hal baru, tapi kini terasa semakin masif dan konsisten. Dua tempat yang paling ramai adalah Lapangan Merdeka di pusat kota dan kawasan Grand City Balikpapan yang memiliki infrastruktur jalanan ideal.

Di Lapangan Merdeka, aktivitas mulai ramai sejak pukul 16.30 WITA. Ada yang jogging, power walk, hingga sekadar jalan santai bersama keluarga. Sementara di Grand City, jalan mulus dengan pemandangan hijau membuat banyak pelari betah. Beberapa komunitas lari bahkan rutin mengadakan sesi bersama di sana.

“Kadang rame banget, seperti festival kecil. Ada yang bawa anak, ada yang bawa hewan peliharaan, semua sehat-sehat,” ujar Ayu (32), seorang guru yang rutin jogging usai pulang kerja.

Budaya Baru: Hidup Sehat Tanpa Harus Mahal

Tren ini juga menunjukkan bahwa semangat hidup sehat bisa tumbuh tanpa harus bergantung pada fasilitas berbayar. Tak perlu ke gym atau peralatan mahal. Cukup sepatu olahraga, kemauan, dan satu lintasan yang bersih dan aman.

Lari itu sederhana, tapi dampaknya besar. Bahkan bisa memperbaiki mental, bukan cuma fisik. Selain manfaat jantung dan metabolisme tubuh, olahraga teratur seperti lari juga bisa meningkatkan hormon endorfin—zat kimia yang membuat kita merasa bahagia. Itu kenapa banyak orang yang sudah rutin lari, jadi ketagihan. Tapi ini ketagihan yang positif.

Langkah Kecil, Dampak Besar

Hari mulai gelap. Di sudut Grand City, Rizki menyeka keringatnya. Ia duduk sebentar sambil meregangkan kaki. Di sekelilingnya, puluhan pelari lain masih terus berlari—dengan alasan yang berbeda-beda, tapi tujuan yang sama: menjadi versi terbaik dari diri mereka sendiri.

“Lari itu bukan soal seberapa cepat, tapi soal konsistensi. Dulu saya nggak percaya. Sekarang, saya bersyukur bisa membuktikannya sendiri,” ujar Rizki, sebelum akhirnya berdiri dan melanjutkan langkahnya lagi — satu putaran, lalu putaran berikutnya. (ede)

Aksi warga Pati di alun-alun
Catatan

Oleh: Ocky Anugrah Mahesa Pati mungkin saja menjadi…