Balikpapan — Kepulan asap memang telah hilang, namun luka para pedagang yang kehilangan tempat usahanya di Lapangan Kafe Taman Gunung Bahagia, Balikpapan Selatan, belum juga kering. Kebakaran hebat yang terjadi dini hari tadi tak hanya membakar rombong-rombong dagang, tapi juga menghanguskan harapan banyak keluarga yang menggantungkan hidup dari berjualan di tempat itu.
Salah seorang pedagang, Eka yang menjadi korban, dengan suara parau dan mata sembab, mengaku sangat terpukul melihat rombong dan barang dagangannya ludes dilalap api. Ia bukan satu-satunya. Sejumlah pedagang lain, mulai dari penjual kopi, ikan bakar, gorengan, kebab, hingga sate, kini kehilangan sumber penghasilan utama mereka.
“Kami bukan hanya kehilangan gerobak, tapi juga seluruh isi dagangan. Semua ditaruh di situ karena kami memang sehari-harinya berjualan di lapangan ini. Sekarang, kami bingung harus mulai dari mana,” ujar Eka.
Ia menambahkan, para pedagang sangat berharap ada tindakan nyata dari pengelola area, dalam hal ini Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Gunung Bahagia, bersama dengan jajaran pemerintah mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, hingga Pemerintah Kota Balikpapan. “Kami tidak meminta banyak, hanya butuh solusi cepat. Kalau bisa, diberikan bantuan agar bisa kembali berjualan. Kami hidup dari sini,” tegasnya.
Musibah ini menjadi tamparan bagi semua pihak agar tidak hanya bersimpati, tapi juga bertindak. Para pedagang mendesak agar LPM dan instansi pemerintah segera duduk bersama mencari jalan keluar: apakah itu langsung bisa ditempati kembali, bantuan peralatan berdagang, atau kebijakan khusus yang bisa menghidupkan kembali aktivitas ekonomi mikro di lapangan tersebut.
Kondisi di lokasi kejadian saat ini masih dipenuhi sisa-sisa kebakaran: gerobak hangus, peralatan yang rusak, dan aroma asap yang masih menyengat. Belum tampak adanya posko bantuan.
Dengan nada getir, para pedagang berharap kejadian ini menjadi perhatian serius. “Kami tidak bisa menunggu lama. Setiap hari kami hidup dari hasil jualan. Kalau tidak ada bantuan cepat, bagaimana kami makan?” ucap salah seorang pedagang dengan tatapan kosong menatap puing rombongnya.
Warga sekitar pun turut bersuara, meminta pemerintah tidak tinggal diam. Mereka mendorong agar Wali Kota Balikpapan turun langsung meninjau lokasi dan melihat kondisi warganya yang terdampak. Kebakaran ini bukan hanya soal api, tapi juga soal kehidupan. (ek)