JAKARTA – Sejumlah aktivis mengucapkan selamat ulang tahun kepada Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda yang jatuh pada Sabtu (8/8). Ucapan ulang tahun tersebut dibuat dalam bentuk video yang direkam dan diunggah di sejumlah akun sosial media.
Mereka yang mengucapkan antara lain Koordinator Korps Alumni HMI (KAHMI) Polewali Mandar Muhsin Fattah, Presiden Kesatuan Niaga Celular Indonesia (KNCI) Azni Tubas, Direktur Eksekutif Migrant Care Aznil Tan, Ketua DPC Serikat Pengemudi Daring (Speed) Kota Bekasi Syarif Hidayatulloh dan Pemimpin Redaksi Inews Bogor Furqon Munawar. Kelima aktivis nasional tersebut kompak memberi ucapan selamat ulang tahun yang ke-43 kepada Gubenur Sherly.
“Selamat ulang tahun ke 43 tahun (Ibu) untuk Gubernur Sherly Tjoanda. Semoga di tahun ini, ibu Gubernur senantiasa selalu diberi kesehatan dan kesuksesan dalam menjalankan roda pemerintahan Maluku Utara,” ucap Furqon Munawar dalam video yang ramai dibagikan di berbagai platform sosial media tersebut.
“Teruntuk ibu Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda yang kali ini berulang tahun ke-43. Insya Allah semoga senantiasa sehat, sukses dan panjang umur di dalam kebaikan. Kami percaya dengan kepemimpinan ibu yang lugas, tegas dan cerdas, akan membawa kesejahteraan dan juga keadilan bagi masyarakat di Maluku Utara,” kata Azni Tubas.
Namun demikian, para aktivis tersebut juga menyelipkan pesan pembebasan 11 aktivis desa Maba Sangaji. Mereka menuntut Gubernur Sherly untuk ikut turun tangan membebaskan 11 aktivis yang dinilai tidak salah karena membela kepemilikan tanah adat mereka. Kelima aktivis itu pun meminta Gubernur Sherly dapat berperan dalam membebaskan 11 aktivis desa maba Sangaji tersebut.
“Kami mohon kepada Ibu Gubernur Sherly untuk membebaskan 11 aktivis desa Maba Sangaji yang ditahan karena memperjuangkan tanah ulayat peninggalan leluhur. Semoga kebaikan hati ibu sebagai pemimpin dan sekaligus sebagai ibu seluruh masyarakat Maluku Utara, dapat membebaskan mereka dari jeratan hukum,” kata Koordinator KAHMI Polewali Mandar Muhsin Fattah.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Migrant Watch Aznil menyebut 11 aktivis desa Maba Sangaji tersebut sebagai korban kriminalisasi. Karena itu, sebagai pemimpin formal masyarakat, Gubernur Sherly memiliki tanggung jawab untuk membela dan memperjuangkan rasa keadilan bagi warganya.
“Mereka (Aktivis Desa Maba Sangaji) ini mengalami kriminalisasi. Selain sebagai pemimpin pemerintahan, Gubernur Sherly juga sebagai penjaga rasa keadilan bagi warganya. Karena ini menyangkut perjuangan terhadap hak ulayat dan tanah adat, alangkah bijaknya ibu perduli dengan teman-teman aktivis desa Maba Sangaji,” ucap Aznil.
Pesan video tersebut viral di berbagai platform sosial media seperti Tiktok dan Instagram. Walaupun demikian, video tersebut belum mendapatkan tanggapan dari Gubernur Sherly Tjoanda dan pemerintah provinsi Maluku Utara.